Pesan Untuk Kaum Adam

Posted on Maret 9, 2011

0


Catatan Oleh: Dwi El-Qatrunnada

Assalamu’alaikum wr wb

Adam,

Maaf jika coretan ini memanaskan hatimu. Sesungguhnya aku adalah hawa, teman yang kau pinta semasa kesunyian di syurga dulu. Aku asalnya dari tulang rusukmu yang bengkok. Jadi tidak heran jika hidupku senantiasa ingin bimbingan darimu.

Adam, Maha suci Allah yang menakdirkan kaummu lebih banyak di akhir jaman, itulah sebenarnya ketelitian Allah dalam urusan-NYA. Jika kaumu melebihi kaumku niscaya merahlah dunia dengan darah manusia, kacau balaulah suasana antara sesama adam bermusuhan memperebutkan hawa.

Bukti cukup nyata dari peristiwa Qabil hingga pada zaman cucu cicitnya . Jika jumlah hawa lebih sedikit maka selaraslah undang undang Allah berisri lebih dari satu tapi tak lebih dari empat pada satu waktu.

Adam bukan karena banyaknya calon istrimu yang membimbangkan aku, bukan pula karena sedikitnya jumlahmu sehingga merisaukan aku. Tapi, aku risau gunda gulana menyaksikan tingkahmu. Aku sejak dulu sudah tahu bahwa aku mesti tunduk padamu ketika aku menjadi istrimu. Namun terasa berat pula menyatakan isi hati yang sebenarnya.

Adam, aku tahu bahwa dalam Al-Qur’an ada ayat yang menyatakan kaum lelaki yang lebih kuat daripada kaum wanita. Dan kau di beri amanah untuk mendidikku, kau diberi tanggung jawab untuk menjagaku, memperhatikan dan mengawasiku agar senantiasa dalam ridha Allahku dan Allahmu.

Tapi Adam, kenyataanya yang sudah terjadi pada kaumku kini, aku dan kaumku lebih banyak mendurhakaimu, banyak yang telah menyimpang dari jalan yang ditetapkan. Pada prinsipnya Allah menghendaki aku tinggal dirumah. Di jalan jalan, di pasar pasar, di pabrik dan keramaian kota bukanlah tempatku.

Jika terpaksa aku keluar dari rumah seluruh tubuhku (auratku) mesti ditutup semua dari ujung kaki sampai ujung rambut. Realitanya kini, hawa telah lebih dari seharusnya. Adam….. mengapa kau biarkan kaumku seperti ini? Aku jadi ibu, dan guru bagi anak anakmu. Tapi sekarang dalam waktu yang sama aku harus tampil jadi memimpin perusahaan,memimpin rakyat, mengurus negara, devisa negara, bahkan aku ke hutan memikul parang dan mencangkul, sementara ada yang diantaramu duduk saja menganggur tiada kerja, kau perhatikan aku panjat tangga pada dinas pemadam kebakaran, kainku setinggi paha mengamankan negara, sedangkan keselamatan, kesehatan, kebebasan dan kehormatanku terancam di negri orang. Apakah sekarang tak ada lagi kasih darimu seperti dulu?

Adam, marahkah engkau jika sekarang banyak hawa yang melenceng dari syariat islam? Apakah engkau akan bertyanggung jawab di hadapan Rabbku dan Rabbmu kelak? mengapa? Banyak orang berkata jika anak jahat orangtua tak dapat mendidik, jika murid bodoh guru yang tak ahli dalam mengajar!

Adam kau selalu berkata hawa memang ngeyel, tak mau mendengar kata kata, tak mau menerima nasihat, kepala batu, hawa menurutku yang lemah ini yang seharusnya kau lindungi. Adam seharusnya kau tanya pada dirimu sendiri, apakah didikanmu sama seperti Rasulullah Saw terhadap istri istrinya? Adakah adam melayani hawa seperti Nabi Muhammad Saw terhadap mereka? Adakah akhlak adam yang dijadikan contoh kaum hawa?

Adam kau sebenarnya adalah imam dan aku adalah makmummu, aku adalah pengikut pengikutmu karena kau adalah ketua. Jika kau benar maka benarlah aku. Jika kau lalai maka lalailah aku. Kau punya kelebihan akal manakalah aku kelebihan nafsu. Akal sembilan nafsumu satu. Aku…. Akalku satu nafsuku beribu.

Oleh karena itu Adam, pimpinlah aku. Tuntunlah tanganku, karena aku sering lupa dan lalai, sering aku tergelinncir diombang ambingkan oleh hawa nafsu. Bimbinglah aku untuk menyelami kalimah Allah. Perdengarkanlah aku kalimah syahdu dari Tuhanmu agar menerangi hidupku. Tiupkanlah ruh jihad ke dalam dadaku agar aku menjadi mujahidah kekasih Allah

Adam andainya aku masih lalai karena tingkahmu sendiri, masih segan mengikut langkah para sahabat, masih gentar memecah mungkar, maka kita tunggu dan lihatlah, dunia ini akan hancur bila kaum hawa yang jadi pemimpin . Malulah engkau adam, malulah engkau pada dirimu sendiri dan malulah terhadap Tuhanmu.

Wassalam …… semoga bermanfaat

Posted in: Pesan Sahabat